2016

Selamat tahun baru, hai para manusia!
Akhirnya kita sampai di tahun 2016, menurut manusia. Bukan menurut yang lain.

Waktu itu relatif. Waktu dalam persepsi manusia hanyalah cara manusia mengukur keberadaannya di dunia ini. Saat ini, kamu bisa berusia 20 tahun, 100 tahun, ataupun 5 bulan, tergantung pada takaran yang kamu gunakan. Jadi, walaupun menurut tanggalan yang dibuat manusia, sekarang sudah memasuki tahun 2016, saya tidak akan memaksa diri saya untuk berjanji akan menghasilkan lebih banyak karya pada tahun ini, pun menyesali sedikitnya karya yang saya hasilkan pada tahun lalu. Karena pada akhirnya, ini semua hanya berada pada satu rentang waktu kehidupan yang sedang kita jalani. Toh, inspirasi tidak bisa dipaksakan bukan?

Walaupun begitu, gini-gini saya juga masih manusia, dan masih hidup dalam sistem masyarakat sedemikian rumit yang menjadi pengatur kehidupan sehari-hari saya. Maka saya akan menggunakan konsep waktu buatan manusia.

Tahun 2015 merupakan tahun yang menantang. Saya dipaksa untuk mempersepsikan ulang segala hal yang saya percaya. Mengalami pertarungan dengan diri saya sendiri. Jatuh, bangun, jatuh, dan jatuh lagi. Meninggalkan bekas yang saya rasa mustahil untuk dilupakan.

Pun, saya berterima kasih atas kesempatan itu, karena mungkin tersesat adalah satu-satunya jalan untuk menemukan. Mengonstruksi ulang pola pikir dan dunia sekeliling saya. Ini dimensi yang sama yang saya lihat, namun kini nampak begitu berbeda.

Tahun baru, diri yang baru. Apakah saya siap? Tidak, kurasa kita tidak selalu harus siap. Sepertinya hidup hanya butuh kita untuk ada, dan biarkan ia membawa kita mengalir menuju hal-hal yang tak  terduga. Ternyata, untuk berpasrah pun butuh keberanian. Namun saya percaya, kemanapun kita melangkah, selalu ada kejutan yang sedang menunggu kita di depan sana, dalam satu rentang waktu kehidupan yang sedang kita jalani.

Cheers,

N.

Comments