Lord of The Flies : Cerminan Kompleksitas Hidup Manusia



Sudah kebiasaan saya untuk membawa satu buah novel kemana pun saya pergi, untuk mengisi waktu yang tidak produktif, misalnya ketika saya berada di kendaraan umum. Walau begitu, kadang munculnya "waktu yang tidak produktif" sangat jarang sekali (Bukan berarti saya orang yang selalu produktif. Pulang pergi menggunakan ojek, kegiatan kampus yang padat, sampai rumah langsung tidur) sehingga novel tersebut teronggok begitu saja di dalam tas saya. Karena memang tidak setiap saat saya memiliki niat besar untuk menyelesaikan sebuah novel, apalagi jika novel tersebut bukan saya yang beli dan hanya asal saya ambil dari rak buku di rumah, kecuali jika saya memang benar-benar ingin membacanya.

Salah satu korbannya adalah novel "Lord of The Flies" (1954) karangan William Golding. Dulu kakak saya yang membeli novel ini, katanya bagus, makanya saya coba baca. Novel ini baru berhasil saya selesaikan saat periode magang saya kemarin ketika liburan yang mengharuskan saya mengikuti arus pekerja ibukota, berdesakkan di KRL, sehingga ada waktu untuk membaca novel ini di tengah perjalanan pulang pergi saya setiap harinya.

Image result for lord of the flies book
Lord of The Flies bercerita tentang sekelompok anak yang terdampar di suatu pulau tak berpenghuni. Tanpa dampingan orang dewasa, mereka harus mencoba untuk bertahan hidup di pulau tersebut. Pada awalnya, mereka menemukan kebebasan yang tidak bisa ditemukan di rumah mereka di Inggris. Bermain-main seharian di pantai hingga gosong, berpetualang, hidup menyenangkan. Tak ayal, di kelompok itu pun harus ada yang mengambil peran pimpinan untuk mengatur strategi agar mereka bisa bertahan dan diselamatkan. Satu persatu masalah mulai datang. Mulai dari munculnya ancaman dari dalam hutan, dua kubu kekuatan kepemimpinan, dan semuanya perlahan merangsek masuk dan merusak 'liburan' mereka menjadi cekaman. 

Pada awalnya, memang mungkin alur cerita di dalam novel ini tidak begitu mendebarkan. Kita mungkin melihat masalah-masalah yang ada di dalam cerita sebagai masalah kecil yang tidak kompleks seperti di cerita-cerita lainnya. Konfliknya sebetulnya sederhana saja. Namun intensitas konflik ini perlahan meningkat seiring dengan berjalannya cerita. Golding terlihat dengan runut sekaligus apik menceritakan situasi di setiap ceritanya. Uniknya, ada unsur-unsur surealis dalam cerita ini, memanfaatkan metafora dalam beberapa bagian. Membuat pembacanya selalu bertanya-tanya akan arah dari cerita ini sepanjang membaca dari awal hingga akhir. Ceritanya sebetulnya sederhana, namun ketika pembaca sudah mencapai bagian akhir cerita, barulah pembaca tercengang dan seketika mendapat pemahaman dari arti filosofis dibalik cerita ini, ketika di bagian akhir ada penjelasan tambahan dari penulis yang menjelaskan setiap adegan dalam cerita yang ternyata memiliki arti tersendiri. Jika diekspresikan dengan mimik muka, membaca novel ini akan diawali dengan ekspresi datar, lalu seiring dengan berjalannya cerita akan memunculkan mimik penasaran, mimik tegang saat mendekati akhir cerita, dan kaget pada akhir bagian dari novel ini. Dilanjutkan dengan mimik wajah yang tercengang dan tenggelam dalam pikiran sendiri.

William Golding dianugerahi Penghargaan Nobel untuk Literatur pada tahun 1983, dan beliau juga sempat memenangkan The Booker Prize pada tahun 1980. Novel ini sendiri sudah berumur lebih dari setengah abad. Bahkan  sudah diangkat menjadi film layar lebar (walau saya belum pernah menontonnya) pada tahun 1990. Sudah dicetak jutaan kali dengan sampul yang berbeda-beda.

Saya sangat menyukai novel ini. Novel ini mencerminkan kehidupan manusia, dan mengingatkan kita pada sifat natural dari manusia. Novel ini berhasil meringkas tatanan sosial manusia yang begitu kompleks menjadi sebuah bacaan sederhana yang seolah menjadi cerita anak biasa. Lord of The Flies berhasil membuat saya merenung cukup lama setelah selesai membacanya, menyandingkan isinya dengan kehidupan yang saat ini kita jalani. Untuk memahami keindahan dari novel ini lebih lanjut, silahkan baca sendiri :)

Novel klasik yang sederhana, namun sarat makna dan dapat mencetuskan pemahaman serta pemikiran yang tak ada batasnya. Hormat saya kepada Sir William Golding, terima kasih telah melahirkan buku novel ini :) Saya sangat merekomendasikan novel ini kepada siapapun, menurut saya this novel is definitely a must read. Happy reading!

Comments